Salam Sejahtera

Luangkan masa anda untuk singgah di laman blog ini. Kita kongsi maklumat dan pengalaman tentang EDU3105 dan yang berkaitan...

Thursday 30 June 2011

Tajuk 4 - Model ASSURE


Dalam tugasan, anda dikehendaki membina RPH menggunakan model ASSURE. Di sini saya sertakan satu contoh untuk pelajar-pelajar jadikan panduan dalam menyediakan satu unit pengajaran (RPH) mengikut model ASSURE.
Sila muat turun TEMPLATE  ini...

Monday 27 June 2011

Tajuk 3 - Media Pengajaran

  • GURU DAN MEDIA
    Dahulu, kita beranggapan bahawa guru adalah orang yang serba tahu. Guru merupakan tempat rujukan murid atau pelajar-pelajarnya. Tetapi sekarang, tidak dinafikan bahawa pengetahuan guru hampir sama dengan murid malah ada yang lebih dahulu tahu dari guru akibat perkembangan media informasi di sekeliling kita. Contohnya murid lebih cepat mengakses maklumat dari internet, tv, suratkabar dan sebagainya. Bagaimana guru menyingkap perkembangan ini? Ada tiga golongan yang boleh dibincangkan iaitu guru yang tidak peduli, menunggu petunjuk, atau cepat menyesuaikan diri.
    Kelompok pertama iaitu mereka yang tidak peduli. Seorang guru yang mempunyai rasa percaya diri berlebihan (over confidence) barangkali akan berpegang kepada anggapan bahawa sampai bila-bila pun posisi guru tidak akan terganti. Dalam setiap proses pembelajaran tetap diperlukan sentuhan guru. Teknologi tidak dapat menggantikan manusia. Bagaimanapun teknologi berkembang, guru adalah guru, harus dirujuk dan ditiru. Benar bahwa media tidak dapat menggantikan guru, namun sikap tidak peduli terhadap perkembangan, bukanlah sikap yang tepat. Walau bagaimana, lingkungan kita terus berkembang, tuntutan masyarakat terhadap kualiti guru semakin meningkat. Kita perlu ambil peduli.
    Kelompok kedua adalah yang menunggu petunjuk. Kelompok inilah yang paling banyak ditemui. Mungkin ini akibat dari kebijakan selama ini, di mana guru dalam system pendidikan nasional hanya dianggap sebagai “tukang” melaksanakan kurikulum. Kurikulum yang sangat lengkap dengan berbagai petunjuk pelaksanaannya, sehingga guru tinggal melaksanakan.
    Sejalan dengan perubahan kurikulum dan otonomi pendidikan, bukan lagi masanya bagi guru untuk selalu menunggu petunjuk. Guru adalah tenaga profesional, bukan tukang. Oleh karena itu, sikap yang tepat untuk kita adalah cepat menyesuaikan diri. Pada saat ini guru tidak lagi harus menjadi orang yang paling tahu di kelas. Namun ia harus mampu menjadi fasilitator belajar. Ada banyak sumber belajar yang tersedia di lingkungan kita, apakah sumber belajar yang dirancang untuk belajar ataukah yang tidak dirancang namun dapat dimanfaatkan untuk belajar. Guru yang baik akan merasa senang kalau muridnya lebih pandai dari dirinya.
    MENGAPA PERLU MEDIA?
    Pernahkah anda menghadapi kesulitan dalam menjelaskan suatu mata pelajaran kepada murid anda? Misalnya, anda ingin menjelaskan tentang seekor binatang yang disebut gajah kepada murid pra sekolah. Atau anda ingin menjelaskan tentang kereta api kepada murid anda yang berada di tempat yang tidak ada kereta api. Atau anda ingin menjelaskan tentang apa itu pasar terapung. Ada beberapa cara yang mungkin anda lakukan.
    Cara pertama, anda akan bercerita tentang gajah, kereta api, atau pasar terapung. Anda bercerita mungkin karena pengalaman, membaca buku, cerita orang lain, atau pernah melihat gambar ketiga objek itu. Apabila murid anda tersebut sama sekali belum tahu, belum pernah melihat dari tv atau gambar di buku misalnya, maka betapa sulitnya anda menjelas hanya dengan kata-kata tentang objek tersebut. Kalau anda seorang yang ahli bercerita, tentu cerita anda akan sangat menarik bagi murid-murid. Namun tidak semua orang diberikan anugerah kepandaian bercerita. Penjelasan dengan kata-kata mungkin akan menghabiskan waktu yang lama, pemahaman murid juga berbeza sesuai dengan pengetahuan mereka sebelumnya, bahkan bukan tidak mungkin akan menimbulkan kesalahan persepsi.
    Cara kedua, anda membawa murid melawat sambil melihat objek itu. Cara ini merupakan yang paling efektif dibandingkan dengan cara lainnya. Namun berapa biaya (kos) yang harus ditanggung, dan berapa lama waktu diperlukan? Cara ini walaupun efektif tapi tidak berkesan. Tidak mungkin untuk belajar semua orang harus mengalami segala sesuatu.
    Cara ketiga, anda membawa gambar, foto, filem, video tentang objek tersebut. Cara ini akan sangat membantu anda dalam memberikan penjelasan. Selain menjimatkan kata-kata, menjimat waktu, penjelasan andapun akan lebih mudah difahami oleh murid, menarik, membangkitkan motivasi belajar, menghilangkan kesalahan pemahaman, serta informasi yang anda sampaikan menjadi konsisten.
    Ketiga cara di atas dapat kita sebutkan cara pertama sebagai informasi verbal, cara kedua berupa pengalaman nyata, sedangkan cara ketiga informasi melalui media. Di antara ketiga cara tersebut, cara ketiga adalah cara yang paling bijaksana dilakukan. Media kita perlukan agar pembelajaran lebih efektif dan berkesan.
    MENGAPA GURU TIDAK MENGGUNAKAN MEDIA?
    Masalahnya, mengapa sampai saat ini masih ada guru yang enggan menggunakan media dalam mengajar? Berdasarkan pengalaman dan diskusi dalam berbagai kesempatan dengan para guru, sekurang-kurangnya ada enam penyebab guru tidak menggunakan media iaitu:
    Menggunakan media itu remeh (susah)
    Mengajar dengan menggunakan media perlu persiapan. Apalagi kalau media itu semacam OHP atau video. Perlu listrik lagi. Guru sudah ‘penat’ dengan menulis persiapan mengajar. Jadual padat, urusan di rumah dan lain-lain. Tidak sempat memikirkan media. Demikian lebih kurang alasan yang sering dikemukakan para guru. Padahal kalau sedikit saja mau berpikir dari aspek lain, bahawa dengan media pembelajaran akan lebih efektif, maka alasan ‘susah’ itu akan hilang. Fikirkanlah bahwa dengan sedikit peruntukan masa, tapi mendapatkan hasil optimal. Sekali dibuat dapat digunakan berkali-kali. Biar susah-susah dahulu, bersenang-senang kemudian.
    Media itu canggih dan mahal
    Tidak semua media itu harus canggih dan mahal. Nilai penting dari sebuah media bukan terletak pada kecanggihannya (apalagi harganya yang mahal) namun terletak pada keberkesanannya dalam membantu proses pembelajaran. Banyak media sederhana yang dapat dikembangkan sendiri oleh guru dengan harga murah.
    Takut (Tidak mahu mencuba)
    Demam teknologi ternyata menyerang sebagian dari guru kita. Ada beberapa guru yang “takut” dengan peralatan elektronik, takut salah ’tekan’. Alasan ini menjadi lebih parah kalau ditambah dengan takut rosak, sehingga media audio visual yang baru dibeli tetap tersimpan rapi di rak/stor sekolah. Sebenarnya, dengan sedikit latihan dan mengubah sikap bahwa media itu mudah dan menyenangkan, maka segala sesuatunya akan berubah.
    Tanggapan media itu hiburan
    Alasan ini jarang ditemui, namun tetap ada. Menurut pendapat orang-orang terdahulu belajar itu sesuatu yang serius. Belajar harus mengerutkan dahi. Media itu sinonim dengan hiburan. Hiburan adalah hal yang berbeza dengan belajar. Tidak mungkin belajar sambil santai. Ini memang pendapat orang-orang zaman dulu. Paradigma belajar kini sudah berubah. Kalau boleh dilakukan dengan menyenangkan, mengapa perlu menderita. Kalau boleh dilakukan dengan mudah, mengapa harus menyusahkan diri?
    Tiada kemudahan
    Tidak tersedia media di sekolah, mungkin ini adalah alasan yang masuk akal. Tapi seorang guru tidak boleh menyerah begitu saja. Ia adalah seorang profesional yang harus penuh inisiatif. Seperti telah disebutkan di atas, media tidak harus selalu canggih, namun dapat juga dikembangkan sendiri oleh guru. Namun demikian, dalam hal ini merupakan peranan yang harus dimainkan oleh pentadbir. Jangan biarkan suasana kelas itu gersang, hanya ada papan tulis dan kapur.
    Kebiasaan guru adalah bercakap
    Ini kebiasaan yang sukar diubah. Seorang guru cenderung mengikuti cara gurunya dahulu. Mengajar dengan bercakap/bercerita secara verbal lebih mudah, tidak memerlukan persiapan yang banyak. Namun yang harus dipertimbangkan dalam proses pembelajaran adalah kepentingan murid yang belajar, bukan kepuasan guru semata.
    APA PERTIMBANGAN DALAM MEMILIH MEDIA PEMBELAJARAN?
    Ada beberapa pertimbangan yang perlu dibuat dalam memilih media pembelajaran. Untuk lebih mudah mengingatnya, dapat kita rumuskan sebagai ACTION, iaitu akronim dari perkataan access, cost, technology, interactivity, organization, dan novelty.
    Access. Kemudahan akses menjadi pertimbangan pertama dalam memilih media. Apakah media yang kita perlukan itu tersedia, mudah, dan dapat dimanfaatkan oleh murid? Misalnya, kita ingin menggunakan media internet, perlu dipertimbangkan terlebih dahulu apakah ada sambungan ke internet? Akses juga berkaitan aspek kebijakan, misalnya apakah murid dibenarkan untuk menggunakannya? Komputer yang tersambung ke internet jangan hanya digunakan untuk pihak pentadbir sekolah, tapi juga guru, dan yang lebih penting untuk murid.
    Cost. Biaya juga harus dipertimbangkan. Banyak jenis media yang dapat menjadi pilihan kita. Media canggih biasanya mahal. Namun, mahalnya kos itu harus kita ambil kira dengan aspek menfaatnya. Semakin banyak yang menggunakan, maka kos dari sebuah media akan semakin menurun.
    Technology. Mungkin saja kita tertarik kepada satu media tertentu. Tapi kita perlu perhatikan apakah teknologinya tersedia dan mudah digunakan? Katakanlah kita ingin menggunakan media audio visual di kelas. Perlu kita pertimbangkan, apakah ada peralatan yang sesuai?
    Interactivity.Media yang baik adalah yang dapat mewujudkan komunikasi dua hala atau interaktiviti. Setiap kegiatan pembelajaran yang anda kembangkan tentu saja memerlukan media yang sesuai dengan tujuan pembelajaran tersebut.Organization.Apakah pimpinan sekolah menyokong usaha ini? Bagaimana pengorganisasiannya? Apakah di sekolah ini terdapat satu unit yang disebut pusat akses atau pusat sumber?
    Novelty.Media yang lebih baru (terkini) biasanya lebih baik dan lebih menarik digunakan.
    KESIMPULAN
    Tidak dinafikan lagi bahawa media memainkan peranan dalam pembelajaran. Kalau sampai hari ini masih ada yang belum menggunakan media, maka perlu ada sedikit perubahan sikap. Dalam pemilihan media pula, perlu disesuaikan dengan keperluan dan situasi masing-masing.

    Sumber: Ade Koesnandar

Tuesday 21 June 2011

Topik 2 - Reka bentuk Pengajaran

Reka bentuk pengajaran ialah satu proses sistematis menterjemahkan prinsip-prinsip umum pengajaran-pembelajaran kepada bentuk perancangan bahan dan penyampaian pembelajaran.

Dapatkan bacaan tambahan dari laman web berikut:
http://deriakacamata.blogspot.com

http://en.wikipedia.org/wiki/Instructional_design

Monday 20 June 2011

Topik 1

Konsep Teknologi dalam P&P

  • Definisi teknologi
  • Domain Teknologi dalam P&P
  • Peranan dan kepentingan Teknologi dalam P&P
Bacaan tambahan